Pages

Senin, 28 Oktober 2013

BAB IV ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN

Nama    : Akhmad Zairozi
Nim        : 2011120007
Jurusan : Manajemen
BAB IV
ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN

Dalam mengadakan interprestasi dan analisa laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisa finansiil memerlukan adanya ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa adalah “rasio”. Rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansiil.
Rasio finansial atau Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Fungsi analisis rasio adalah
·         Digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang.
·         Untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang.
Dalam mengadakan analisa rasio pada dasarnya dapat melakukan dengan 2 macam cara perbandingan, yaitu :
·         Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu (ratio historis).
·         Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan (company ratio) dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industry untuk waktu yang sama.
 MACAM-MACAM RATIO
Rasio-rasio dapat digolongan menjadi 3 golongan, yaitu :
·         Rasio-rasio Neraca (Balance sheet ratios) ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio.
·         Rasio-rasio Laporan Rugi & Laba (income statement ratios) ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari income statement, misalnya gross profit margin.
·         Rasio-rasio antar-laporan (Inter-statement ratios) ialah rasio-rasio yang disusun dari.
·         data yang berasal dari Neraca dan data lainnya berasal dari Income statement, misalnya assets turnover.
Sementara itu macam-macam rasio terbagi menjadi :
·         Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan.
·         Ratio Leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.
·         Rasio-rasio Aktivitas yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya.
·         Rasio-rasio Profitabilitas yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan.

RASIO
METODE PERHITUNGAN
INTERPRESTASI
RASIO LIKUIDITAS
  1. Current ratio
Aktiva Lancar : Utang Lancar
Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
  1. Cash ratio
(Kas + Efek) : Utang Lancar
Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan.
  1. Quick ratio
(Kas+Efek+Piutang) : Utang Lancar
Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets).
  1. Working capital to total assets ratio
(Aktiva Lancar-Utang Lancar) : Jumlah Aktiva
Likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja (neto).
RASIO LEVERAGE
  1. Total debt to Equity ratio
(Utang Lancar+Utang JK PJ) : Jumlah Modal Sendiri
Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang.
  1. Total debt to total capital Assets
(Utang Lancar+Utang JK PJ) : Jumlah Modal/Aktiva
Beberapa dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang.
Atau
Berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang.
  1. Long term debt to Equity ratio
Utang JK PJ : Modal Sendiri
Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk utang jangka panjang.
  1. Tangible assets debt coverage
(Jml Aktiva-Intangibles-Utang Lancar) : Utang JK PJ
Besarnya aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin utang jangka panjang setiap rupiahnya.
  1. Times interest earned raatio
EBIT : Bunga Utang JK PJ
Besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga utang jangka panjang.
RASIO AKTIVITAS
  1. Total assets turnover
Penjualan Netto : Jumlah Aktiva
Kemampuan dana yang tertanan dalam keseluruhan aktiva berputer dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan “revenue”.
  1. Receivable turnover
Penjualan Kredit : Piutang Rata-rata
Kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam suatu periode tertentu.
  1. Average collection periode
(Piutang Rata-rata X 360) : Penjualan Kredit
Periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang.
  1. Inventory turnover
HPP : Inventory Rata-rata
Kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya “overstock”
  1. Average day’s inventory
(Inventory Rata-rata X 360) : HPP
Periode menahan persediaan rata-rata atau periode rata-rata persediaan barang berada di gudang.
  1. Working capital turnover
Penjualan Netto : (Aktiva Lancar – Utang Lancar)
Kemampuan modal kerja(neto) berputar dalam suatu periode siklus kas (cash cycle) dari perusahaan.
RASIO KEUNTUNGAN/PROFITABILITAS
  1. Gross profit margin
(Penjualan Netto – HPP) : Penjualan Netto
Laba bruto per rupiah penjualan.
  1. Operating income ratio
(Penjualan Netto – HPP – Biaya Adm, Penjualan, Umum) : Penjualan Netto
Laba operasi sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan.
  1. Operating ratio
(HPP + Biaya adm, Penjualan, Umum) : Penjualan Netto
Biaya operasi per rupiah penjualan.
  1. Net profit margin
Laba Netto sesudah pajak : Penjualan Netto
Keuntungan netto per rupiah penjualan.
  1. Earning power of total investment
EBIT : Jumlah Aktiva
Kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor.
  1. Net earning power ratio
Laba Netto sesudah pajak : Jumlah Aktiva
Kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto.
  1. Rate or return for the owners
Laba Netto sesudah pajak : Jumlah Modal Sendiri
Kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa.

KETERBATASAN ANALISIS RASIO KEUANGAN
·         Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara penafsirannya dan bahkan dapat dimanipulasi.
·         Seorang manajer keuangan harus berhati-hati dalam penilaian apakah suatu rasio tertentu baik atau buruk dalam penilaian gabungan tentang sebuah perusahaan, berdasarkan suatu kumpulan rasio-rasio.
·         Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa perusahaan tersebut sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik.
·         Dalam menganalisis setiap rasio, angka-angka yang diperoleh dan perhitungan tidak dapat berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti bila setidaknya satu dari dua hal ini dipenuhi,
1.      Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat risiko yang hampir sama.
2.      Adanya analisis kecenderungan (trend) dari setiap rasio pada tahun-tahun sebelumnya.
·         Pencapaian target sesuai dengan rata rata industri tidak menunjukkan kinerja perusahaan  yang baik. Kebanyakan perusahaan justru menginginkan tingkat yang lebih baik dari rata-rata industri. Oleh karena itu lebih tepat jika difokuskan pada industry leader’s ratios..



BAB 3 ANALISA PEMBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN

Nama              : Akhmad Zairozi
Nim                 : 2011120007
Jurusan          : Manajemen
BAB 3
ANALISA PEMBANDINGAN
LAPORAN KEUANGAN
Tujuan analisa
Laporan Keuangan merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data keuangan yang sangat berperan dalam membantu para pemakai baik itu investor dan para pelaku pasar modal lainnya dalam menilai kinerja perusahaan. Salah satu alat analisis atas laporan keungan adalah dengan menggunakan analisis Common Size Financial Statement (bentuk persentase per komponen).
Analisis ini tidak terbatas pada rumus melainkan menghitung dari perbandingan persentase data. Walaupun masih jarang digunakan namun teknik analisis ini dapat memberikan gambaran yang lebih dalam atau detail bagi publik tentang kinerja keuangan suatu perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penggunaan teknik analisis bentuk common size dalam membandingkan kemampuan atau kinerja suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis dari tahun ke tahun agar dapat diketahui kelebihan dan kekurangan pada masing-masing perusahaan.
Oleh karena itu penulis memilih judul â Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaanâ . Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan selama kurun waktu empat (4) tahun dari tahun 2004 hingga tahun 2007.
Laporan keuangan tersebut adalah milik perusahaan-perusahaan industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Terdapat empat perusahaan industri rokok yang terdaftar di BEI, yaitu PT Bentoel Internasional Investama Tbk, PT British American Tobacco Indonesia Tbk, PT Gudang Garam Tbk, dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Metode analisis yang digunakan adalah common size dimana nilai dalam laporan keuangan disederhanakan ke dalam persen dari total keseluruhan sehingga mudah dianalisis.
Metode dan Teknik Analis
Analisa laporan keuangan terdiri dari penelelahan atau mempelajari dari pada hubungan dan tendensi atau kecendrungan untuk menentukan posisi leuangan dan hasil operasi serta perkaimbangan perusahaan yang bersangkutan.
Teknik analisa yang biasa yng di gunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1.      Analisa perbandingan laporan keungan, adlah metode teknik analisa dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua priode atau lebih, dengan menunjukkan:
a.       Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah.
b.      Kenaikan atau penuruna dalam jumlah rupiah.
c.       Kenaikan atau penurunan dalam prosentase.
d.      Perbandingan yang di nyatakan dengan ratio.
e.       Prosentasi dari total.
Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total aset. Dapat diartikan bahwa ratio rentabilitas mengidentikasikan seberapa besar kemampuan aset  perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.
f.        
g.      Rumus:
h.       
i.        =    Laba Bersih Sebelum Pajak
j.                        Total Aktiva
k.       
l.        Tahun 2009             Rp22.447.021       =  0.229486415 / 0.23
m.                                    Rp97.814.160
n.       
o.      Tahun 2010             Rp21.416.351       = 0.214682081 / 0.21
p.                                     Rp99.758.447   
q.       
r.        Rendahnya rentabilitas tergantung pada :
s.        
t.        Operating Profit Margin
u.      Menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap Rp dari penjualan yang dilakukan.
v.       
w.    Rumus :     
x.       
y.      Laba bersih sebelum pajak
z.                  Penjualan
aa.    
bb.  Tahun 2009         Rp22.447.021      =  0.331676185 / 0.33   = 33%
cc.                              Rp67.677.518
dd.  
ee.   Tahun 2010          Rp21.416.351     =  0.312058962 / 0.31   = 31%
ff.                                Rp68.629.181  \
gg.  Asset Turnover
hh.  Rasio yang biasanya digunakan untuk mengukur aset perusahaan untuk memperoleh pendapatan, makin cepat aset perusahaan berputar makin besar pendapatan perusahaan tersebut.

Rumus :
ii.        Penjualan         
jj.      Total Aktiva
kk.   
ll.      Tahun 2009                 Rp67.677.518   =  0,6918989847686674 / 0.70   = 7%
mm.                                                         Rp97.814.160 
nn.                                                           
oo.   
pp.  Tahun 2010                 Rp68.629.181   =  0,6879535825171777 / 0.69  = 69%
qq.                                     Rp99.758.447   
rr.                                                             
Analisis
Pada tahun 2009 ratio coverage PT Telkom Tbk yakni sebesar 1070% yang diperoleh dari perbandingan laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar Rp22.447.021 dengan beban bunga sebesar Rp2.095.978.
Pada tahun 2010 ratio coverage PT Telkom mengalami kenaikan dari 1070%  pada tahun 2009 menjadi 1111% pada tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan dari laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar Rp21.416.351 dengan beban bunga sebesar Rp1.928.035
Analisa perbandingan laporan keuangan
Menunjukan besarnya kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo.
  Aktiva Lancar  
 Hutang Lancar

Tahun 2009            Rp16.186.024    X 100%    = 0.601864751
                             Rp26.893.125
                                                                       = 60.18% / 60.2%

Tahun 2010            Rp18.730.627    X 100%    = 0.914898662
                             Rp20.472.898
                                                                       = 91%

Analisis
Pada tahun 2009, current ratio PT Telkom Tbk 60.2% yang diperoleh dengan perbandingan akyiva lancar sebesar Rp16.186.024 dengan hutang lancar sebesar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp 1,- , hutang lancar tidak dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0.602
Pada tahun 2010, current ratio perusahaan mengalami kenaikan dari 60.2% pada tahun 2009 menjadi 91% pada tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp18.730.627 dengan hutang lancar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1 , hutang lancar belom dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0.91
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansialnya atas aktiva paling liquid.
Aktiva Lancar - Persediaan      X 100%
       Hutang Lancar

Tahun 2009           Rp16.186.024 - Rp128.025       X 100%      = Rp16.057.999   X 100%
                                     Rp26.893.125                                       Rp26.893.125
                                                                                              = 0.597104241
                                                                                              = 59.7% / 60%

Tahun 2010           Rp18.730.627 - Rp90.140         X 100%      = Rp18.640.487   X 100%
                                     Rp20.472.898                                        Rp20.472.898
                                                                                              = 0.910495768
                                                                                              = 91%

Analisis
Pada tahun 2009, quick ratio Pt Telkom Tbk 60% yang diperoleh dengan perbandingan quick asset sebesar Rp16.057.999 dengan hutang lancar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp1, hutang lancar belom bisa dijamin oleh quick asset sebesar Rp0.6.
Pada tahun 2010, quick ratio mengalami kenaikan dari 60% pada tahun 2009 menjadi 91% pada tahun 2010 yang diperoleh dengan perbandingan quick asset sebesar Rp18.640.487 dengan hutang lancar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1, hutang lancar belom bisa dijamin quick asset sebesar Rp0.9.