Nama : Akhmad Zairozi
Nim : 2011120007
Jurusan : Manajemen
BAB IV
ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN
Dalam
mengadakan interprestasi dan analisa laporan keuangan suatu perusahaan, seorang
penganalisa finansiil memerlukan adanya ukuran tertentu. Ukuran yang sering
digunakan dalam analisa adalah “rasio”. Rasio sebenarnya hanyalah alat yang
dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara dua macam data finansiil.
Rasio finansial atau
Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai
kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat
pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas).
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical
relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Fungsi analisis rasio adalah
·
Digunakan untuk membimbing investor dan kreditor
untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan
prospek pada masa datang.
·
Untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang
akan datang.
Dalam mengadakan analisa rasio pada dasarnya dapat
melakukan dengan 2 macam cara perbandingan, yaitu :
·
Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan
rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu (ratio historis).
·
Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan
(company ratio) dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis
atau industry untuk waktu yang sama.
MACAM-MACAM RATIO
Rasio-rasio dapat digolongan menjadi 3 golongan,
yaitu :
·
Rasio-rasio Neraca (Balance sheet ratios) ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang
berasal dari neraca, misalnya current ratio.
·
Rasio-rasio Laporan Rugi
& Laba (income statement ratios) ialah rasio-rasio yang
disusun dari data yang berasal dari income statement, misalnya gross profit
margin.
·
Rasio-rasio antar-laporan (Inter-statement ratios) ialah rasio-rasio yang disusun dari.
·
data yang berasal dari Neraca dan data lainnya
berasal dari Income statement, misalnya assets turnover.
Sementara itu macam-macam rasio terbagi menjadi :
·
Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas
perusahaan.
·
Ratio Leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh
aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.
·
Rasio-rasio Aktivitas yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar
efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya.
·
Rasio-rasio
Profitabilitas yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir
dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan.
RASIO
|
METODE PERHITUNGAN
|
INTERPRESTASI
|
RASIO LIKUIDITAS
|
||
|
Aktiva Lancar : Utang Lancar
|
Kemampuan
untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
|
|
(Kas + Efek) : Utang Lancar
|
Kemampuan
untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia
dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan.
|
|
(Kas+Efek+Piutang) : Utang Lancar
|
Kemampuan
untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang
lebih likuid (quick assets).
|
|
(Aktiva Lancar-Utang Lancar) : Jumlah Aktiva
|
Likuiditas
dari total aktiva dan posisi modal kerja (neto).
|
RASIO LEVERAGE
|
||
|
(Utang Lancar+Utang JK PJ) : Jumlah Modal Sendiri
|
Bagian
dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan
utang.
|
|
(Utang Lancar+Utang JK PJ) : Jumlah Modal/Aktiva
|
Beberapa
dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang.
Atau
Berapa
bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang.
|
|
Utang JK PJ : Modal Sendiri
|
Bagian
dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk utang jangka
panjang.
|
|
(Jml Aktiva-Intangibles-Utang Lancar) : Utang JK
PJ
|
Besarnya
aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin utang jangka panjang setiap
rupiahnya.
|
|
EBIT : Bunga Utang JK PJ
|
Besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga
utang jangka panjang.
|
RASIO AKTIVITAS
|
||
|
Penjualan Netto : Jumlah Aktiva
|
Kemampuan
dana yang tertanan dalam keseluruhan aktiva berputer dalam suatu periode
tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan
“revenue”.
|
|
Penjualan Kredit : Piutang Rata-rata
|
Kemampuan
dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam suatu periode tertentu.
|
|
(Piutang Rata-rata X 360) : Penjualan Kredit
|
Periode
rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang.
|
|
HPP : Inventory Rata-rata
|
Kemampuan
dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu,
atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya “overstock”
|
|
(Inventory Rata-rata X 360) : HPP
|
Periode
menahan persediaan rata-rata atau periode rata-rata persediaan barang berada
di gudang.
|
|
Penjualan Netto : (Aktiva Lancar – Utang Lancar)
|
Kemampuan
modal kerja(neto) berputar dalam suatu periode siklus kas (cash cycle) dari
perusahaan.
|
RASIO
KEUNTUNGAN/PROFITABILITAS
|
||
|
(Penjualan Netto – HPP) : Penjualan Netto
|
Laba
bruto per rupiah penjualan.
|
|
(Penjualan Netto – HPP – Biaya Adm, Penjualan,
Umum) : Penjualan Netto
|
Laba
operasi sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan.
|
|
(HPP + Biaya adm, Penjualan, Umum) : Penjualan
Netto
|
Biaya
operasi per rupiah penjualan.
|
|
Laba Netto sesudah pajak : Penjualan Netto
|
Keuntungan
netto per rupiah penjualan.
|
|
EBIT : Jumlah Aktiva
|
Kemampuan
dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
keuntungan bagi semua investor.
|
|
Laba Netto sesudah pajak : Jumlah Aktiva
|
Kemampuan
dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan
netto.
|
|
Laba Netto sesudah pajak : Jumlah Modal Sendiri
|
Kemampuan
dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen
dan saham biasa.
|
KETERBATASAN ANALISIS RASIO KEUANGAN
·
Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara
penafsirannya dan bahkan dapat dimanipulasi.
·
Seorang manajer keuangan harus berhati-hati dalam penilaian apakah suatu rasio tertentu
baik atau buruk dalam penilaian gabungan tentang sebuah perusahaan, berdasarkan
suatu kumpulan rasio-rasio.
·
Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan
suatu jaminan bahwa perusahaan tersebut sedang berjalan normal dan dipimpin
dengan baik.
·
Dalam menganalisis setiap rasio, angka-angka yang diperoleh dan perhitungan tidak dapat
berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti bila setidaknya satu dari dua hal
ini dipenuhi,
1.
Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang
mempunyai tingkat risiko yang hampir sama.
2.
Adanya analisis kecenderungan (trend) dari setiap
rasio pada tahun-tahun sebelumnya.
·
Pencapaian target sesuai dengan rata rata industri
tidak menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. Kebanyakan perusahaan
justru menginginkan tingkat yang lebih baik dari rata-rata industri. Oleh karena itu lebih tepat jika difokuskan pada industry
leader’s ratios..